dc.description.abstract |
Pendatang Tionghoa menetap di Nusantara pada abad ke-15. Mereka membawa
budayanya, terutama rumah tradisional (rumah Kongsi). Mereka berasal dari
Guangdong dan Fujian, yang bersuku Hokkien, Hakka, Kanton, Tiochiu. Di wilayah
Tangerang Raya masih terdapat beberapa rumah-rumah ini yang masih bertahan,
namun terancam punah. Padahal kesemuanya adalah salah satu pusaka arsitektur di
Indonesia. Maka perlu adanya penelitian secara arsitektur sebagai upaya awal untuk
konservasi. Bagaimanakah karakteristik arsitektural rumah Kongsi di Tangerang Raya?
Adakah perubahan dan pergeseran karakteristik yang berbeda dari asalnya?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengadakan observasi
terhadap data primer di lapangan dan sumber-sumber data sekunder lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakter sistem ruang, sistem wujud-bentuk,
dan sistem stilistik rumah-rumah Kongsi di Tangerang Raya di tiga lokasi, yaitu:
Panongan, Sewan, dan Teluk Naga. Hasil penelitian menunjukkan rumah-rumah
Kongsi yang ada di Tangerang Raya mengikuti tipe rumah tradisional Cina Siheyuan.
Namun ada beberapa perubahan dan pergeseran berupa adaptasi terhadap
lingkungan lokal setempat; sedikit pada sistem ruangnya, moderat pada sistem
bentuknya, banyak pada sistem stilistiknya. |
en_US |