Abstract:
Penggunaan zat radioaktif yang diikat dengan farmaka tertentu pada pemeriksaan
kedokteran nuklir memungkinkan visualisasi dan penilaian fungsi organ.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi akibat bakteri Mycobacterium
Tuberculosis yang masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan.
Pemeriksaan diagnostik menggunakan radiofarmaka Technetium-99m Etambutol
terbukti mampu mendeteksi lesi tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis aktivitas dan waktu paruh biologis pemeriksaan whole body scan
Technetium-99m Etambutol pada organ paru-paru, ginjal, dan kandung kemih.
Data retrospektif dari 35 pasien tuberkulosis di salah satu rumah sakit di Jakarta
digunakan dalam penelitian ini. Pembatasan dengan teknik region of interest (ROI)
pada organ yang diteliti memberikan cacahan akumulasi radiofarmaka yang
digunakan dalam perhitungan waktu paruh biologis. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, paru-paru (0.64 ± 0.20 mCi) menerima rata-rata akumulasi
radiofarmaka Technetium-99m Etambutol tertinggi yang mengindikasikan bahwa
paru-paru menjadi target utama pemeriksaan, serta diperoleh nilai aktivitas yang
lebih rendah untuk semua organ pada pemeriksaan kedua. Perhitungan waktu paruh
biologis menunjukkan rata-rata waktu paruh biologis tertinggi tercatat pada ginjal
kiri (6.66 ± 3.08 jam) dan ginjal kanan (5.67 ± 2.17 mCi) dibandingkan paru-paru
(3.17 ± 0.63 jam) dan kandung kemih (2.92 ± 0.66 jam).