dc.description.abstract |
Perbedaan pengolahan kawasan antara perumahan formal terhadap kampung eksisting
dapat kita temukan pada kawasan new town di Indonesia, contohnya perbedaan pengolahan
kawasan yang terdapat pada new town BSD dan Gading Serpong dengan kawasan kampungkampung eksisting sekitarnya di Tangerang, Banten. Akibat dari fenomena inilah, kita dapat
secara mudah mendapati keberadaan kampung-kampung eksisting terapit di kawasan new
town, salah satu contohnya ialah Kampung Pondok Jengkol. Melalui fenomena dan
karakteristik baru sebagai dampak dari kemunculan pertumbuhan makro kawasan ini, tentunya
turut membuktikan hilangnya beberapa teori terkait sifat suatu. Dengan perbedaan pengolahan
kawasan yang kontras antara kawasan new town BSD City dan Gading Serpong dengan
Kampung Pondok Jengkol, menjadikan kesinambungan kawasan yang terjalin antara keduanya
semakin minim, karena dengan tingkat kekontrasan yang ada, kawasan tidak memiliki harmoni
yang menjalin keduanya. Berangkat dari teori-teori kawasan yang ada, dapat disimpulkan pula
bahwa kawasan secara tidak langsung memiliki jangkauan value kawasan yang terbatas,
dikarenakan fenomena keberadaan kawasan eksisting yang kontras pada kawasan
pengembangan tanpa pengolahan yang menyatukan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat komparasi elemen-elemen kawasan pada kawasan eksisting berupa kampung dan pada
kawasan pengembangan new town, sebagai dasar untuk mengetahui kekontrasan
pengembangan kedua kawasan. Kajian penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif, yakni dengan meneliti dan menganalisis berdasarkan data-data
yang ada secara lebih mendalam melalui pembahasan secara studi kasus. Komparasi yang
dilakukan secara lebih lanjut akan dibahas menggunakan teori elemen-elemen kawasan Hamid
Shirvani sebagai dasar gubahan dan teori-teori kawasan lainnya sebagai teori pendukung. Hasil
dari kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa melalui komparasi yang dilakukan dapat
terlihat bahwa terdapat perbedaan keberadaan elemen-elemen kawasan pada kedua kawasan.
Dapat disimpulkan bahwa dengan perbedaan yang kontras pada elemen-elemen kawasan antara
perumahan formal dengan Kampung Pondok Jengkol, hal ini memunculkan ketidakharmonisan
pada kawasan secara keseluruhan. Analisis komparasi yang dilakukan turut memperlihatkan
bahwa kawasan tidak sepenuhnya memenuhi teori Shirvani, menjadikan kawasan memiliki
nilai pengembangan yang tidak maksimal. Selain itu, dengan tingkat kontras kedua kawasan
tanpa solusi kesinambungan yang jelas memunculkan fenomena baru pada kawasan, yakni
segregasi fisik maupun non-fisik yang tidak dapat terhindarkan pada kawasan |
en_US |