Abstract:
Pada masa ini, film menjadi salah satu terobosan yang sangat popular oleh seluruh
kalangan generasi. Selain sebagai media hiburan, kehadiran film juga menjadi saran
edukasi bagi para penikmatnya. Film yang memiliki genre slice of life, menjadi
salah satu genre yang banyak disukai oleh masyarakat umum, karena mengangkat
cerita tentang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit gangguan
mental seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma menjadi salah satu kasus yang paling sering dijumpai dalam masyarakat,
khususnya kalangan anak muda. Faktor terjadinya penyakit gangguan mental ini
dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain bencana alam, kekerasan, kecelakaan,
hingga kehilangan orang terkasih. Penanganan yang tidak tepat dapat berakibat fatal
bagi penderitanya. Maka dari itu, masyarakat harus diberikan edukasi dalam
menyikapinya. Sarana edukasi seperti film menjadi salah satu metode pendekatan
emosional yang sangat menarik, jika pengemasan film tersebut dilakukan dengan
baik. Alur cerita yang menyentuh emosional penontonnya, dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan film itu sendiri. Akan tetapi, menyikapi penyakit gangguan mental
juga jangan terpaku pada metode yang sama, tergantung dari seberapa parah tingkat
stres yang dialami penderitanya. Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat
meningkatkan mental health awareness bagi masyarakat maupun para penderita
PTSD maupun gangguan mental lainnya.