dc.description.abstract |
Penanggulangan risiko perlu dilakukan oleh setiap bidang usaha salah satunya pada bidang pertanian yang mana terdapat isu kenaikan harga beras pada awal tahun 2024. Tingkat penggilingan merupakan distributor yang dianggap mendapatkan keuntungan besar dari penjualan beras. Hal ini telah dibantah sesuai peraturan yang berlaku dan untuk mengetahui kebenarannya dapat dilihat dari keadaan finansial distributor tersebut. Seperti halnya pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengukur tingkat risiko kerugian finansial yang mungkin dialami oleh penggilingan padi akibat kenaikan harga beras medium. Data yang digunakan adalah data rata-rata harga beras di tingkat penggilingan dengan kualitas medium dari Tahun 2021 hingga Desember 2024. Prediksi risiko tersebut menggunakan metode Value-at-Risk (VaR) dan Conditional Value-at-Risk (CVaR) dengan simulasi Monte Carlo. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai potensi kerugian ekstrem yang dapat terjadi. Berdasarkan hasil backtesting, tingkat kepercayaan 95% adalah tingkat kepercayaan terbaik. Nilai VaR 3,44% dan CVaR 5,96%, artinya kerugian kemungkinan terjadi tidak melebihi 3,44%. Jika terdapat kejadian ekstrem seperti fenomena kenaikan harga beras, kerugiannya dapat mencapai 5,96%. Berdasarkan satuan rupiah, potensi kerugian maksimum dalam kondisi normal sebesar Rp549 per kilogram. Jika muncul kejadian ekstrem, maka lebih besar dari nilai sebelumnya yaitu menjadi Rp704 per kilogram. Nilai CVaR lebih baik daripada nilai VaR sebesar 2,52% dengan memprediksi kejadian ekstrem. |
en_US |