Abstract:
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki daerah rawan gempa
yang sangat luas. Untuk itu dalam perencanaan bangunan perlu
diperhitungkan kemampuan struktur dalam menahan beban gempa,
mengingat banyaknya kerusakan bangunan pasca gempa.
Berdasarkan laporan peninjauan pasca gempa Yogya 2006 (Bali et al.,
2006), seluruh bangunan yang mengalami kerusakan adalah bangunan tingkat
rendah yang memiliki ketinggian 1 sampai dengan 6 lantai. Sebanyak 42%
dari bangunan yang mengalami kerusakan adalah bangunan beton bertulang
(UGM, 2006). Hasil laporan tersebut menunjukkan bahwa bangunan beton
bertulang tingkat rendah rawan terhadap kerusakan gempa seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1 memperlihatkan keruntuhan
bangunan sekolah, sedangkan Gambar 2 menunjukkan keruntuhan gedung
kantor pasca gempa tersebut. Kerusakan yang terjadi mayoritas akibat kurang
kuatnya kolom dan detailing kolom yang tidak daktail.