Abstract:
20162320012 - Pada perkembangan yang sangat pesat banyak sekali teknologi baru yang terus
diterapkan pada bangunan serta produksi gambar yang tidak pernah berhenti untuk memperkuat
hegemoni dan indra penglihatan manusia. Pada indra penglihatan (ocularcentrism) dan
penekanan indra lain cenderung ke arah detasemen, isolasi, dan eksteriotitas (Pallasmaa, 2005:
19). Sedangkan untuk memahami arsitektur harus menggunakan indra penglihatan dengan
merasakan memori, imajinasi, dan mimpi untuk merasakan suatu ruang atmosfer yang terbentuk.
Dalam meningkatkan indrawi manusia dan kepekaan dalam arsitektur, penulis sangat
tertarik untuk merasakan atmosfer pada suatu karya arsitektur serta menyadari adanya imajinasi
dan memori manusia yang dapat terbangkitkan oleh elemen-elemen fisik arsitektur. Untuk
menggali lebih lanjut dalam pemahaman atmosfer, penulis sangat kagum pada rancangan
Anthony Liu pada bangunan Griya Anugrah, Studio Tonton, dan IS House yang terdapat di
Gading Serpong dan Alam Sutera, Tangerang.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami bagaimana dalam penerapan
perancangan untuk membentuk ruang atmosfer pada karya Anthony Liu, sehingga dapat memicu
emosi dan imajinasi pada pengunjung atau yang berada pada bangunan tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif yang langsung melakukan observasi pada data primer di
lapangan dan sumber-sumber data sekunder lainnya.