Abstract:
20162320014 - Kampung Lengkong Kyai merupakan kampung bersejarah yang berada
ditengah-tengah perencanaan kota baru, yaitu tepatnya berada di tengah-tengah
kota BSD, Tangerang Selatan. Pendiri Kampung Lengkong Kyai ini merupakan
seorang ulama yang juga seorang Pangeran Wiraraja II yang berasal dari
Sumedang. Raden Aria Wangsakara mendapat amanah dari Sultan Banten untuk
menjaga wilayah dari penjajah di tepi Sungai Cisadane, tepatnya pada Kampung
Lengkong Kyai. Kemudian seiring berjalannya waktu, beliau, keluarga dan para
pengikutnya menetap. Dewasa ini, kampung telah menjadi kampung cagar
budaya, termasuk makam-makam petinggi Kampung Lengkong Kyai. Rumahrumah
yang ada pada Kampung Lengkong Kyai secara penampilan tidak lagi
orisinil. Namun tidak dengan rumah pendiri kampung ini. Rumah Raden Aria
Wangsakara tidak banyak melakukan renovasi, hanya terdapat sedikit
penambahan dan pergantian material. Adapun pergantian material dilakukan,
material yang digunakan adalah material yang sama untuk menjaga keaslian dari
rumah pendiri kampung ini. Lalu, bagaimana dengan karakteristik arsitektur pada
rumah ini? Apakah ada gaya arsitektur lain selain arsitektur Sunda yang
mempengaruhi rumah ini? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dari
sudut pandang arsitektur dengan data primer. Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa rumah Raden Aria Wangsakara menerapkan kosmologi Sunda, yaitu tepas
imah, tengah imah, dan pawon, lalu orientasi rumah mengikuti pola kampung
setempat. Rumah ini terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu kepala, badan, kaki.
Secara bentuk, rumah ini mendapat pengaruh dari rumah Sontog, serta
menggunakan atap Perahu Kumureb. Selain itu, detail-detail dari arsitektur
Kolonial dan Mataram Islam juga nampak pada rumah ini.